PERTANYAAN SEPUTAR KEDOKTERAN HEWAN

Kalian tipe yang mana nih ?
Ini "Pengen deh kuliah kedokteran hewan, eh tapi aku takut hewan"
Ini "Pengen deh kuliah kedokteran hewan, tapi di agamaku kan gaboleh pegang anjing"

Atau malah yang ini "Semoga aku bisa kuliah di kedokteran hewan supaya kalau pussy  sakit aku bisa ngerawat"

Holaa temen - temen, banyak banget ya sepertinya pandangan orang terhadap mahasiwa kedokteran hewan. Nah, untuk kalian nih, yang ingin sekali berkuliah di kedokteran hewan, tapi masih banyak keraguan, dan masih bingung. Jangan khawatir, disini aku bakal sharing tentang kuliah di kedokteran hewan, yang penting jangan lupa restu orang tua, dan niatkan dalam kebaikan ya :)

1. Takut Hewan

Bermacam - macam pandangan orang terhadap kedokteran hewan. Bahkan mahasiswa nya pun karakternya juga bermacam - macam. Jika ditanya "ada yang takut hewan kah" jawabannya adalah "Adaa". Ada yang takut sama kucing, ada yang takut sama ayam, ada yang juga takut sama ular. Wah bermacam - macam lah intinya. Tapi seiring dengan berjalannya waktu, mereka juga bisa meng-handle rasa takutnya. Dan jangan khawatir ya, karena pada saat praktikum biasanya dilaksanakan per-kelompok, jadi temanmu pasti akan membantu kamuu.

2. Dilarang Oleh Agama

Menurutku terlalu janggal jika profesi ini dikaitkan dengan poin kedua ini. Yaps, karena dokter hewan adalah profesi yang mulia teman-teman. Bukannya aneh jika kebaikan malah dilarang ?. No, no, no hahaha Allah tidak akan pernah melarang hambanya untuk berbuat kebaikan. Nah, maka dari itu, Allah menjelaskan di Al-Qur'an tentang bagaimana cara mensucikan diri dari air liur anjing. Yang dilarang adalah apabila memakan daging anjing teman-teman. Dan sekarang di Indonesia ada kampanye dengan diksi "Dog Meet Free". Kampanye ini bukan hanya di latarbelakangi oleh para doglovers lo, tetapi karena kewaspadaan pemerintah terhadap penyakit-penyakit yang dapat menular dari anjing ke manusia seperti Rabies yang pernah mewabah di Dompu.

3. Berapa tahun yang dibutuhkan untuk mencapai gelar drh. 

Kuliah S1 kedokteran hewan sendiri bisa ditempuh rata-rata 3.5-4 tahun, setelah itu nanti gelarnya adalah Sarjana Kedokteran Hewan (S.K.H). Kemudian setelah itu seorang S.K.H harus mendaftar pendidikan profesi, yang biasa disebut co-ass (co-Assistant) dan menempuh pendidikan selama 1.5-2 tahun. Setelah itu, barulah bisa sumpah dokter, dan taraaaa gelar drh. pun diraih.

4. Apa spesialisasi dokter hewan 

Ya, aku sering sekali mendapatkan pertanyaan seperti ini "dokter mata hewan ada nggak". Memang yang orang awam tahu spesialisasi di kedokteran misalnya seperti tht, gigi, kulit, dsb. Namun, di kedokteran hewan berbeda lohh. Jadi karena kedokteran hewan mempelajari banyak sekali spesies hewan, dan setiap hewan memiliki bentuk organ dan tipe organ yang sangat berbeda-beda. Jadi, spesialisasi di kedokteran hewan lebih menjurus ke pengelompokan, missalnya seperti pet animal, satwa liar, perunggasan, dan hewan ternak besar.

5. Semua hewan dipelajari ya 

Yaps, benar. Tapi, jangan khawatir teman - teman, karena seperti yang dibahas di poin ke empat tadi, terdapat pengeompokan minat di kedokteran hewan (pet animal, satwa liar, perunggasan, dan hewan ternak besar). Kalian bisa bebas ingin mendalami peminatan yang mana saja, sesuaikan dengan hobi dan hati nurani kalin hahaha. Namun, tetap saja, dokter hewan dituntut utuk memahami segala jenis hewan.

6. Dokter Hewan adalah profesi yang mulia
"Manusya Mriga Satwa Sewaka" (Semboyan Persatuan Dokter Hewan Indonesia - PDHI)

Kalimat diatas memiliki arti "Mensejahterakan Manusia Melalui Hewan". Wahh keren yah, dengan begitu secara otomatis kita sudah mengabdikan diri pada dua makhluk loh, yaitu manusia dan hewan. Kebayang nggak seumpama tidak ada dokter hewan, sapi - sapi dan ayam di Indonesia populasinya sedikit dan menderita sakit dan mewabah, yang nantinya akan berefek pada ketahanan pangan di Indonesia, juga bidang politik seperti kerjasama dengan negara lain, dan bidang pariwisata. Bagitu juga misal seperti penyakit Rabies yang pernah masuk ke Bali. Padahal bali adalah destinasi terbesar wisata di Indonesia, sehingga dapat juga bermasalah di bidang pariwisata, ekonomi, social, dan politik.

Okeee... sekian coretan kali ini, semoga bermanfaat,. Jangan lupa minta restu orang tua dan niatkan dalam kebaikan :)